Dibandingkan dengan kebanyakan wanita di negara barat, wanita Asia mengalami gejala menopause yang relatif lebih ringan. Rahasianya ternyata ada pada menu makan, yang lebih banyak menggunakan kecap.
Kecap merupakan salah satu bumbu khas pada masakan tradisional di sebagian besar wilayah Asia, seperti semur dan Kwetiau. Bahan dasar dalam pembuatan kecap adalah kedelai yang difermentasikan dengan mikroba.
Para ahli dari National Institute of Health and Nutrition di Tokyo mengungkap, kedelai mempunyai khasiat menyeimbangkan hormon esterogen. Ketidakseimbangan hormon tersebut adalah sumber dari berbagai masalah pada menopause, mulai dari hot flash hingga pengeroposan tulang.
Pada tahap awal menopause, konsumsi kedelai maupun kecap sebagai produk turunannya membuat tubuh wanita memproduksi lebih banyak S-equol. Senyawa alami tersebut berperan penting dalam mencegah pengeroposan tulang serta penumpukan lemak tubuh.
Gangguan yang lebih ringan seperti hot flashes mulai muncul pada tahap berikutnya, yang berlangsung pada usia sekitar 50 tahun. Pada tahap tersebut, gangguan-gangguan menopause lebih banyak disebabkan oleh produksi hormon
esterogen yang menurun.
Konsumsi kedelai pada tahap tersebut bisa mengurangi gejala, karena dapat menyeimbangkan kadar esterogen. Meski penyebab pasti hot flash hingga saat ini belum diketahui, namun terapi hormon esterogen diketahui mampu meredakannya.
Temuan tersebut telah dipublikasikan dalam Journal of Nutrition. Saat ini para peneliti dari Jepang tengah mengembangkan penggunaan senyawa baru sebagai pengganti terapi hormon pada menopause. Alternatifnya, apalagi kalau bukan suplemen dari bahan kedelai.
Dikutip dari Dailymail, Senin (12/7/2010), suplemen berisi S-equol baru-baru ini telah dicobakan pada sekelompok wanita di Jepang. Setelah pemakaian rutin selama 3 bulan, gejala menopause termasuk kekakuan leher dapat dikurangi dengan cukup signifikan.
0 comments:
Post a Comment